Monday, July 1, 2013

OSTN Jogja 2012

Sebuah kesan dan pengalaman di Jogja

Mau berbagi pengalaman di Jogja kemarin, tepatnya awal November 2012 kemarin. Ini beberapa ceritanya. Kemarin di Jogja, aku kebagian sekamar dengan 3 mahasiswa dari ITB, yang paling kiri, memakai baju biru, namanya Surya, yang pakai jaket kuning, namanya Joko, yang duduk, namanya Rosi. Kesan pertama ketemu, aku ndredeg, grogi, soalnya tahun kemarin ITB ndak ikut, jadi persaingannya lebih ringan, tpi tahun ini ikut, sekamar lagi. Kami sempat2 ngobrol2 bentar, sekedar tanya jurusan, atau asal tempat tinggal. Terus yang aneh, setelah berkenalan sebentar, kami berempat sudah mulai, mulai apa hayo? mulai buka buku bener, padahal mereka dari bandung, baru sampai pagi, terus ke hotel, dan menurutku hotelnya g biasa, nyaman, buat tidur itu sangat enak. Itu suasana yang aneh, Surya baca ppt di laptopnya, Rosi baca catatannya yg tentang vektor2 ruwet, Joko baca buku Camble besar. Pada saat itu tvnya sedang nyala, dan kalau tak amat2i, frekuensi yang paling sering menoleh ke tv itu aku, haha. Yang lain sudah nggetu sendiri. Dan itu berlangsung berjam-jam, sampai aku memutuskan untuk tidur dlan. Mereka bertiga punya semangat dan karakter yang bagus. Contohnya Surya, dia orangnya grapyak abis. Tiap duduk, n ketemu orang yang g dikenal, dia ngajak kenalan, g peduli dimana, pas pembukaan kek, atau pas ketemu di mesjid kek, bahkan pas makan dia mengarah ke kerumpulan orang yang dia g kenal buat diajak kenalan. Orangnya sopan, suka cerita, tapi kalau sudah menghadap buku, kuat banget, bahkan sampai jamnya makan, dia sambi belajar, siang belajar, sore belajar, malemnya sampai jam 11, lebih mungkin soalnya aku tidur duluan. Kalau Joko, dia orangnya inisiatif, dia bisa mengatur jadwal, jam segini kesana jam segini kesitu, sepertinya dia orang yang sakit-sakitan, soalnya dia bawa banyak obat. Kalau dari 'penyelidikanku', dia itu ketua organisasi seperti FOSIF di ITB, dan dia jadi wakil ITB di olimpiade :). Kalau Rosi, dia punya dahi yang hitam, dengan celana cekak. Pikiran pertamaku, wah dia bakalan dakwah dengan gencar, soalnya pengalaman di ITS seperti itu. Tapi ternyata endak, dia santai2 aja, kalau ngomong pelan, dan g pernah ngajak diskusi, tapi kalau menurutku dia sedang dakwah, tapi tidak secara langsung. Contohnya, waktu itu sudah asar, aku masih ruwet dengan urusanku di kamar, kemudian Rosi berdiri sambil bilang "aku ke mushollah dulu ya", nah ini, izin, sekaligus mengajak secara tidak langsung. Aku memang g terasa diajak, tapi sungkannya itu lo, dia shalat ke musholla, aku endak, akhirnya aku ya bangkit, ngambil air wudlu dan berangkat. Dakwahnya berhasil. Kalau di ITS, aku pernah, waktu duduk2 di kantin, ada orang pakai baju koko dan celana cekak, kemudian bilang dengan suara yang lantang "sudah shalat!", tak jawab "sudah". Ketiga temenku itu punya beberapa karakter yang identik, contohnya, mereka bertiga baca qur'an sehabis shalat, shalatnya cenderung ke mushollah atau masjid, dan mereka bukan tipe2 guyon yang nggedabrus, atau nggojlok. Mereka ngomongnya enak, santai, tapi bahannya berat, contohnya kita kemarin ngobrol masalah hape, komputer, monopoli pasar, sampai MUI, sampai hisap hilal, dan, g ada perdebatan. Bkan karena kita pendapatnya sama, tapi g ada debat aja, yg ada diskusi. Mereka bertiga setia kawan, aku kan dari ITS sendiri, kenal juga baru saja, tapi mereka itu g berangkat makan, atau g berangkat ke acara, kalau aku juga belum siap. Dan gitu itu ndak ada kata2 kita tungguin fiqi dl ya, mereka diem aja, kayak saling paham begitu, dan kalau aku sudah siap, si Joko selalu mengawali, yuk berangkat. Wow. Pernah aku mandi sengaja tak lama2in, itu waktunya makan pagi, aku pengen tahu, mereka bakal nunggu atau berangkat dlan ya, kalau g salah mandinya tak buat 45 menit, dan pas keluar dari kamar mandi, mereka masih menunggu, dan menunggunya itu g diem, tapi sambil baca Al-Qur'an, ketiga-tiganya. Dan pas aku dapat peringkat ketiga, mereka belum dapat kesempatan untuk mendapat peringkat. Kalau orang pada umumnya, biasanya mereka diem, mengucapkan selamat, trus sudah, diem lagi, seperti merenung. Kalau mereka, pas aku dudk setelah pemberian tropi, aku disalami, diucapin selamat. Pas dikamar setelah itu, mereka nyelamatin lagi, kemudian ada yang bilang "Meski kita g dapat, Alhamdulillah di antara kita ada yang dapat, kita ikut seneng kok", kemudian ada yang menyahuti "iya, kita juga ikut seneng kok". Yah seperti itu beberapa pengalaman kemarin. Semoga bisa diambil hikmahnya ya :D





No comments:

Post a Comment